Dongeng Anak Stimulus Belajar Membaca

Haii Sobat Cendikia, kali ini kita akan berbagi beberapa dongeng anak yang bisa menjadi salah satu stimulus anak untuk belajar membaca. Dongeng pilihan ini ringan untuk dibaca oleh anak yaa Sobat Cendikia, jadi semisal kamu memerlukan bacaan anak untuk menstimulus, ini cocok banget yaa. Coba kita simak!

Berikut adalah beberapa pilihan dongeng anak untuk stimulus belajar membaca dikemas dengan cerita pendek dan ringan agar lebih semangat lagi belajarnya

1. Semut dan Kepompong
Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun.

Kraak!

Terdengar buni dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.

Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah.

Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi ‘kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana”. “Meniadi kepompong memang memalukan!”. “Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau”, ejek semut pada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinva.

Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. la tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam. “Aduh, sulit sekali berjalan di tempat beck seperti ini,” keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. “Tolong! tolong,” teriak si semut.

“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si semut terheran mendengar suara itu. la memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. “Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek.
Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku.
Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?” “Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?”‘ kata si semut pada kupu-
kupu.

Akhirnya kupu-kupu menolong smut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewan lain lagi ya?” Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yang
Maha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.

Info Les Belajar Membaca Menulis dan Berhitung di Cendikia, Klik Disini

2. Seruling Ajaib
Si Kancil sedang asik berjalan di hutan bambu. “Ternyata enak juga jalan-jalan di hutan bambu, sejuk dan begitu damai,” kata kancil dalam hati. Keasyikan berjalan membuat ia lupa jalan keluar, lalu a mencoba jalan pintas dengan menerobos pohon-pohon bambu. Tapi yang terjadi si kancil malah terjepit diantara batang poon bambu. “Tolong! Tolong!” teriak kancil. la meronta-ronta, tapi semakin a meronta semakin kuat terjepit. la hanya berharap mudah-mudahan ada binatang lain yang menolongnya.

Tak jauh dari hutan bambu, seekor harimau sedang beristirahat sambil mendengarkan kicauan burung. berkhayal bisa bernyanyi seperti burung. “Andai aku bisa bernyanyi seperti burung, tapi siapa yang mau mengajari aku bernyanyi ya?”, tanyanya dalam hati. Semilir angin membuat harimau terkantuk-kantuk. Tak lama setelah ia mendengkur, terdengar suara berderit- derit. Suara it semakin nyaring karena terbawa angin. “Suara apa ya itu?” kata harimau.

“Yang pasti bukan suara kicauan burung, sepertinya suaranya datang dari arah hutan bambu, lebih baik aku selidiki saja,” ujar si harimau. Suara semakin jelas ketika harimau sampai di hutan bambu. la mendapati ternyata seekor kancil sedang terjepit diantara pohon-pohon bambu. “Wah aku beruntung sekali hari ini, tanpa susah payah hidangan lezat sudah tersedia”, jari harimau kepada kancil sambil lidahnya berdecap melihat tubuh kancil yang gemuk. Kancil sangat ketakutan.”Apa yang harus kulakukan agar bisa lolos dengan selamat?”, pikir si kancil.

“Harimau yang baik, janganlah kau makan aku, tubuhku yang kecil pasti tak akan mengenyangkanmu.” “Aku tak peduli, aku sudah lama menunggu kesempatan ini,” ujar si harimau. Angin tiba-tiba berhembus lagi, kriet….kriet…. “Suara apa itu?” Tanya Harimau
penasaran. “Itu suara seruling ajaibku,* jawab kancil dengan cepat. Otaknya yang cerdik
telah menemukan suatu cara untuk meloloskan diri. “Aku bersedia mengajarimu asalkan engkau tidak memangsaku, bagaimana?” Tanya si kancil.

Harimau tergoda dengan tawaran si kancil, karena ia memang ingin dapat bernyanyi seperti burung. la berpikir meniup seruling tidak kalah hebat dengan bernyanyi. Tangan si kancil pura-pura asyik memainkan seruling seiring dengan hembusan angin. Sementara harimau memperhatikan dengan serius. “Kok lagunya hanya seperti itu?”, Tanya harimau.
‘ini baru nada dasar”, jawab kancil.

Harimau tergoda dengan tawaran si kancil, karena ia memang ingin dapat bernyanyi seperti burung. la berpikir meniup seruling tidak kalah hebat dengan bernyanyi. Tangan si kancil pura-pura asik memainkan seruling seiring dengan hembusan angin. Sementara harimau memperhatikan dengan serius. “Koq lagunya hanya seperti itu?”, Tanya harimau. “ini baru nada dasar,” jawab kancil.

“Begini caranya, coba kau kemari dan renggangkan dulu batang bambu ini dari tubuhku” kata si kancil. Harimau melakukan apa yang dikatakan kancil hingga akhirnya kancil terbebas dari jepitan poon babu. “Nah, sekarang masukkan lehermu dan julurkan lidahmu pada batang bambu ini. Lalu tiuplah pelan-pelan”, Kancil menerangkan dengan serius. “Jangan heran ya, kalau suaranya kadang kurang merdu, tapi kalau lagi tidak ngadat suaranya bags lho.” “Untung ada si harimau, hmm bodoh sekali dia, mana ada seruling ajaib,” kata kancil dalam hati. “Harimau yang telah terjepit di antara batang bambu tidak menyadari bahwa ia telah ditipu si kancil. “Kau mau pergi kemana, Cil?”, Tanya harimau. “Aku mau minum dulu, tenggorokanku kering karena kebanyakan meniup seuling,” jawab si kancil. “Masa aku harus belajar sendiri?”, tanya harimau lagi. “Aku pergi tidak lama, nanti waktu aku kembali, kau harus sudah bisa meniupnya ya, jawab si kancil sambil pergi meninggalkan harimau.

Setelah si kancil pergi, angin bertiup semili-semilir dan semakin lama semakin kencang. Batang-batang pohon bambu menjadi saling bergesekan dan berderit-derit. “Hore aku bisa!”

seru harimau bersemangat. arena terlalu bersemangat meniup, lidah harimau menjadi terjepit di antara batang bambu. la berteriak kesakitan dan segera menarik lidahnya dari jepitan batang bambu. “Wah ternyata aku telah ditipu lag oleh si kancil, betapa bodohnya aku ini, pasti bunyi berderit-derit itu suara batang bambu yang bergesekan. “Grr, benar-benar keterlaluan, kalau ketemu nanti akan ku hajar si kancil”, kata harimau.
Setelah lelah mencari si kancil, akhirnya harimau beristirahat di bawah pohon.
Angin berhembus kembali membuat batang-batang babu saling bergesekan dan berderit-derit. Hal ini membuat amarah harimau sedikit reda. la jadi mengantuk dan akhirnya tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi dapat meniup seruling asli. Membuat para binatang menari dan menyanyi.

Info Les Belajar Membaca Menulis dan Berhitung di Lbb Cendikia, Klik Disini!

Berikut adalah beberapa pilihan dongeng anak untuk stimulus belajar membaca dikemas dengan cerita pendek dan ringan agar lebih semangat lagi belajarnya, coba kita lanjutkan membacanya. Semangatt!!

3. Kera Jadi Raja
Sang Raja hutan “Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak mempunyai Raja lagi. Tak berapa lama seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul menolak. “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau begitu Badak saja, kau kan amat kuat,” kata binatang lain.

“Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon berkali-kali.” “Oh! mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar…..”, ujar binatang-binatang lain. “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat,” sahut gajah.

Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika hendak bubar, tiba-tiba kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah membunuh Singa”. “Tidak mungkin,” jawab tupai.

“Coba kalian sema perhatikan aku, aku mirip dengan manusia bukan?, maka akulah yang cocok menjadi raja,” ujar kera. Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menatap makanan yang lezat-lezat.

Penghuni binatang menjadi kesal, terutama serigala. Serigala berpikir, “bagaimana si kera bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya tidak”. Serigala mendapat ide. Suatu hari, a menghadap kera. “Tuanku, saya menemukan makanan yang amat lezat, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,” ujar serigala. Tapa pikir panjang, kera, si Raja yang baru pergi bersama serigala.

Di tengah hutan, teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan yang dibuat manusia. “Tolong! tolong,” teriak kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.

“Hahahaha! Tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar serigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang meninggalkan kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah.

Info Les Belajar Membaca Menulis dan Berhitung di Lbb Cendikia, Klik Disini!

4. Si Kancil Kena Batunya
Angin yang berhembus semilir-semilir membuat penghuni hutan mengantuk. Begitu juga dengan Si Kancil. Untuk mengusir rasa kantuknya ia berjalan-jalan di hutan sambil membusungkan dadanya. Sambil berjalan a berkata, “Siapa yang tak kenal Kancil. Si pintar, si cerdik dan si pemberani. Setiap masala pasti selesai olehku”. Ketika sampai di sungai, ia segera minum untuk menghilangkan rasa hausnya. Air yang begitu jernih membuat Kancil dapat berkaca. la berkata-kata sendirian. “Buaya, Gajah, Harimau semuanya binatang bodoh, jika berhadapan denganku mereka dapat aku perdaya”.

Si Kancil tidak tahu kalau la dar tadi sedang diperhatikan oleh seekor Siput yang sedang duduk di bongkahan batu yang besar. Si Siput berkata, “Hei Kancil, kau asyik sekali berbicara sendirian. Ada apa? Kamu sedang bergembira?”. Kancil mencari-cari sumber suara itu. Akhirnya ia menemukan leak Si Siput.

“Rupanya sudah lama kau memperhatikanku ya?”. Siput yang kecil dan imut-imut. Eh bukan!. “Kamu memang kecil tapi tidak imut-imut, melainkan jelek bagai kotoran ayam”. Ujar Si Kancil. Siput terkejut mendengar ucapan Si Kancil yang telah menghina dan membuatnya Jengkel. Lalu Siput pun berkata, “Hai Kancil!, kamu memang cerdik dan pemberani karena itu aku menantangmu lomba adu cepat”. Akhirnya mereka setuju perlombaan dilakukan minggu depan.

Setelah Si Kancil pergi, Siput segera memanggil dan mengumpulkan teman-temannya. la meminta tolong teman-temannya agar waktu perlombaan anti semanya harus berada di jalur lomba. “Jangan lupa, kalian bersembunyi di balik bongkahan batu, dan salah satu harus segera muncul jika Si Kancil memanggil, dengan begitu kita selalu berada di depan Si Kancil,” kata Siput.

Hari yang dinanti tiba. Si Kancil datang dengan sombongnya, merasa ia pasti akan sangat mudah memenangkan perlombaan ini. Siput mempersilahkan Kancil untuk berlari dulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana la sampai. Perlombaan dimulai.
Kancil berjalan santai, sedang Siput segera menyelam ke dalam air. Setelah beberapa langkah, Kancil memanggil Siput.

Tiba-tiba Siput muncul di depan Kancil sambil berseru, “Hai Kancil! Aku sudah sampai sini.” Kancil terheran-heran, segera la mempercepat langkahnya. Kemudian la memanggil Si Siput lagi. Ternyata Siput juga sudah berada di depannya. Akhirnya Si Kancil berlari, tetapi tiap la panggil Si Siput, la selalu muncul di depan Kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal. Ketika hampir finish, ia memanggil Siput, tetapi tidak ada jawaban. Kancil berpikir Siput sudah tertinggal jauh dan ia akan menjadi pemenang perlombaan. Si kancil berhenti berlari, ia berjalan santai sambil beristirahat. Dengan senyum sinis.

Kancil berkata, “Kancil memang tiada duanya.” Kancil dikagetkan ketika la mendengar suara Siput yang sudah duduk di atas batu besar. “Oh kasihan sekali kau Kancil. Kelihatannya sangat lelah, Capai ya berlari?”. Ejek Siput. “Tidak mungkin!”, “Bagaimana kamu bisa lebih dulu sampai, padahal aku berlari sangat kencang”, seru Si Kancil.

“Sudahlah akui saja kekalahanmu,” ujar Siput. Kancil masih heran dan tak percaya Kalau a dikalahkan oleh binatang yang lebih kecil darinya. Kancil menundukkan Kepala dan mengakur kekalahannya. “Sudahlah tidak usah sedih, aku tidak minta hadiah kok. Aku hanya ingin kamu ingat satu hal, janganlah sombong dengan kepandaian dan kecerdikanmu dalam menyelesaikan setiap masalah, kamu harus mengakui bahwa semua binatang mempunyai Kelebihan dan Kekurangan masing-masing, jadi jangan suka menghina dan menyepelekan mereka”, jari Siput. Siput segera menyelam ke dalam sungai. Tinggallah Si Kancil dengan rasa menyesal dan malu.

Info Les Belajar Membaca Menulis dan Berhitung di Lbb Cendikia, Klik Disini!

Berikut adalah beberapa pilihan dongeng anak untuk stimulus belajar membaca dikemas dengan cerita pendek dan ringan agar lebih semangat lagi belajarnya, coba kita lanjutkan membacanya. Semangatt!!

5. Keledai Pembawa Garam
Pada suatu hari di musim panas, tampak seekor keledai berjalan di pegunungan. Keledai itu membawa beberapa karung berisi garam di punggungnya. Karung itu sangat berat, sementara matahari bersinar dengan teriknya. “Aduh panas sekali. Sepertinya aku sudah tidak kuat berjalan lagi.” kata keledai. Di depan sana, tampak sebuah sungai. “Ah, ada sungai Lebih baik aku berhenti sebentar,” kata keledai dengan gembira.

Tapa berpikir panjang, la masuk ke dalam sungai dan byuur! Keledai itu terpeleset dan tercebur. la berusaha untuk berdiri kembali, tetapi tidak berhasil. Lama sekali keledai berusaha untuk berdiri. Anehnya, semakin lama berada di dalam air, ia merasakan beban di punggungnya semakin ringan. Akhirnya keledai itu bisa berdiri lagi. “Ya ampun, garamnya habis!” kata tuannya dengan marah. “Oh, maaf! garamnya larut di dalam air ya?” kata keledai.

Beberapa hari kemudian, keledai mendapat tugas lagi untuk membawa garam. Seperti biasa, la harus berjalan melewati pegunungan bersama tuannya. “Tak lama lagi akan ada sungai di depan sana,” kata keledai dalam hati. Ketika berjalan menyeberangi sungai, keledai menjatuhkan dirinya dengan sengaja. Byuuur! Tentu saja garam yang ada di punggungnya menjadi larut di dalam air. Bebannya menjadi ringan. “Asyik! Jadi ringan!” kata keledai ringan. Namun, mengetahui keledai melakukan hal itu dengan sengaja, tuannya menjadi marah. “Dasar keledai malas!” kata tuannya dengan geram.

Keesokan harinya, keledai mendapat tugas membawa kapas. Sekali lagi, ia berjalan bersama tuannya melewati pegunungan. Ketika sampai di sungai, lagi-lagi keledai menjatuhkan diri dengan sengaja.

Byuuur! Namun apa yang terjadi? Muatannya menjadi berat sekali.

Rupanya Kapas itu menyerap air dan menjadi seberat batu. Mau tidak mau, keledai harus terus berjalan dengan beban yang ada di punggungnya. Keledai berjalan sempoyongan di bawah terik matahari sambil membawa beban berat di punggungnya.

Bagaimana Sobat Cendikia dengan Dongeng Anak untuk Stimulus Belajar Membacanya? Apakah seru, kira kira temen temen masih semangat membaca lagi, dengan di dampingi dengan tutor terbaik di Lbb Cendikia? Tentunya bisa lho, mendatangkan guru yang berpengalaman dan kompeten ke rumah Sobat Cendikia untuk menemani belajar kamu. Bisaa hubungi nomor berikut yaa, Sobat Cendikia: Hubungi Kak Kiki

Info Les Belajar Membaca Menulis dan Berhitung di Lbb Cendikia, Klik Disini!