Anak-anak tumbuh seiring dengan teknologi yang berkembang pesat, mulai dari televisi hingga komputer, smartphone, dan perangkat tablet digital dengan berbagai aplikasi. Generasi anak anak sekarang, yang disebut “Generasi Alpha” sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam teknologi digital. 

Teknologi adalah bagian dari kehidupan orang tua dan anak-anak, sehingga ada kekhawatiran terhadap dampak negatif pada anak-anak yang sangat muda, khususnya mengenai perkembangan kognitif, motorik, dan sosialisasi. Penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran paling penting dalam menciptakan lingkungan yang sesuai untuk anak-anak. 

Oleh karena itu, orang tua sangat penting mengeksplorasi untuk dapat mengintegrasikan perangkat teknologi dengan pendidikan yang baik. Artikel ini membahas tentang pendidikan kaitannya dengan konteks yang muncul dari Generasi Alpha, atau generasi yang digerakkan oleh teknologi.

Peran orang tua kepada Anak

Dalam hal ini, kita  sadari bersama bahwa anak adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah SWT yang harus disyukuri dan merupakan pelengkap manusia ketika sudah berumah tangga. Rasa syukur yang dapat dilakukan oleh kedua orang tua adalah dengan mendidik, menyayangi, mencintai dan memberikan pendidikan yang layak untuk anak. 

Anak bukan hanya anugerah terindah yang diberikan oleh Sang Pencipta, tetapi juga titipan Allah SWT yang diberikan kepada orang tua yang layak dan siap untuk mendidik anak tersebut. Anak baru lahir kodratnya adalah suci dan kondisi anak akan tergantung pada orang tua yang mendidiknya, seperti apa kedua orang tua itu maka anaknya juga akan seperti orang tua tersebut.

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anak, mengajari, mengarahkan, dan mendidik. Tanggung jawab orang tua meliputi tanggung jawab keimanan, materi, fisik, moral, akal, kejiwaan, sosial, dan seks. Tanggung jawab inilah yang disebut dengan bentuk pendidikan. Tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah untuk membentuk anak-anak menjadi manusia yang sehat, cerdas, berkarakter mulia, berakhlak serta mampu menjadi generasi kuat dan memiliki masa depan yang cerah. Agar semua ini terwujud maka orang tua harus mengetahui dan menerapkan pendidikan yang benar sesuai dengan tahapan perkembangan anak

Bangsa Indonesia saat ini, terutama pada setiap anak dan generasi muda sudah mengalami penipisan akhlak, sehingga pendidikan dalam Islam bisa menjadi salah satu solusinya. Pada masa anak-anak sangat penting untuk membentuk karakter anak. Anak anak sedang berada pada masa keemasan (golden age) dan keberhasilan pendidikan pada usia emas ini sebagai penentu keberhasilan anak pada masa remaja dan dewasanya, sehingga nanti akan menghasilkan anak-anak yang berakhlak mulia dan mampu menjadi generasi emas dengan membawa cahaya kegemilangan bagi bangsa ini.

Pendidikan Anak dalam Keluarga Pendidikan anak dalam keluarga mencakup seluruh aspek dan melibatkan semua anggota keluarga, mulai dari bapak, ibu dan anak-anak. Namun yang lebih penting adalah pendidikan itu wajib diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Anak bukanlah sekedar yang terlahir dari tulang sulbi, atau anak cucu keturunan saja, namun termasuk juga anak seluruh orang muslim dimana pun berada, yang kesemuanya adalah termasuk generasi umat yang menjadi tempat bertumpu harapan kita, untuk dapat mengembalikan kesatuan umat seutuhnya. Keluarga merupakan batu bata dalam bangunan suatu bangsa. Suatu bangsa terdiri dari kumpulan keluarga, jika rumah tangga rapuh dan lemah, maka bangsa itu akan lemah. Oleh karena itu, setiap komponen dalam keluarga memiliki peranan penting.

Peran Orang tua dalam mendidik Anak di Era Digital

Sebelumya bisa kta pahami bahwa Era Digital merupakan perkembangan dari dunia teknologi yang terdiri atas seperangkat media yang tidak akan berfungsi jika berdiri sendiri. Sedangkan media digital adalah sebuah bentuk media elektronik dimana data disimpan dalam format digital. Kata digital/di.gi.tal/ berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu, dan berhubungan dengan penomoran. Digital berasal dari kata digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. 

Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua system komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. 

Dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit). Contoh media digital antara lain adalah telepon genggam/ Handphone (HP), Personal Digital Assistants (PDAs), Game Consoles, Netbook, laptop dan komputer, yang kesemuanya bisa diakses jika tersambung dengan internet.

Media sosial sebagai salah salah satu media online di eradigital yang memungkinkan para pengguna dapat berpartisispasi untuk menciptakan dunia sendiri bagi para penggunanya. Media sosial seakan telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat era modern. Tanpa memandang usia, dari anak-anak sampai orang dewasa telah terlarut dalam nostalgia media sosial. Facebook, Twitter, Blog,Vlog, YouTube, Blacberry Massanger (BBM), Whatsapp (WA), Line, Skype, Instagram, e-mail dan aplikasi lainnya menjadi komunikasi digital yang begitu mendunia seakan menjadi rumah kedua tempat pelabuhan segala keluh kesah. 

Beranjak ke era cyberspace, segala bentuk media komunikasi yang dikenal seperti face-to-face meeting, telepon, fax, surat, surat kabar, majalah, radio, TV, filmtelah berpindah menjadi teleconference, i-phone (Internet telepon), i-fax (Internet fax), e-mail (electonic mail, e-magazine (electronic magazine), dan bermunculan berbagai jejaring sosial dalam media digital.14Dengan Internet bisa memasuki ruang dan waktu yang bersifat nirjarak dan nirwaktu,serta menemukan hampir seluruh bentuk media komunikasi yang disebut multimedia.

Dampak positif media digital terhadap sosial dan budaya diantaranya adalah:

a. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa yang semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.

b. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin , tekun dan pekerja keras.

Meskipun demikian, kemajuan media digital juga berpengaruh negatif pada aspek budaya, diantaranya: a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani.

b. Meningkatnya kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja. Semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibatnya kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, pencabulan, pemerkosaan, aksi corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindakan kriminal.

c. Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer, laptop dan gadget pada kebanyakan rumah tangga mulai dari golongan menengah bawah sampai golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer, laptop dan gadget yang disambungkan dengan internet telah membuka peluang bagi siapa saja untuk mengakses dunia luar. Program Internet Relay Chatting(IRC),Facebook, Twitter, Blog,Vlog, YouTube, Blacberry Massanger (BBM), Whatsapp (WA), Line, Skype, Instagram, e-mail dan aplikasi lainnya telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer, laptop maupun gadget.

Pendidikan Anak Dalam Keluarga di Era Digital Mendidik anak di zaman millenial perlu usaha ekstra jika dibandingkan dengan zaman puluhan tahun yang lalu. Perkembangan dunia digital tidak hanya memberi kemudahan, namun juga dapat membuat jurang pemisah antara orangtua dan anak. Cara mendidik anak di era digital agar hubungan antara orangtua dan anak tetap terjaga, diantaranya adalah:

a. Tanggung jawab secara penuh

Di era digital seperti sekarang ini, orang tua harus memiliki pandangan yang sama, yaitu sama-sama bertanggungjawab atas jiwa, tubuh, pikiran, keimanan, kesejahteraan anak secara utuh.

b. Kedekatan emosional

Perlu adanya kedekatan antara ayah dan anak, juga ibu dan anak. Kedekatan ini bukan hanya berarti melekat dari kulit ke kulit, melainkan jiwa ke jiwa, sehingga ada kedekatan secara emosional.

c. Tujuan pendidikan yang jelas

Orangtua mulai merumuskan tujuan pendidikan sejak anak dilahirkan. Orang tua perlu membuat kesepakatan bersama, prioritas apa saja yang diberikan kepada anak dan bagaimana cara pendekatannya.

d. Berbicara secara baik-baik

Orangtua harus belajar berbicara secara baik-baik dengan anak. Tidak boleh membohongi, lupa membahas keunikan anak, dan juga perlu membaca bahasa tubuh, serta mau mendengarkan perasaan anak.

e. Mengajarkan agama

Menjadi kewajiban orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya tentang agama. Pendidikan tentang agama perlu ditanamkan sedini mungkin. Dalam hal ini, mengajarkan agama tidak hanya sebatas bisa membaca Al-Qur’an, bisa berpuasa atau sekedar pergi ke masjid. Orang tua perlu menanamkan secara emosional agar anak mencintai aktivitas tersebut.

f. Persiapkan anak masuk masa pubertas

Mayoritas orangtua merasa malu membicarakan masalah seks dengan anak dan terkadang cenderung menghindarinya, padahal pembicaraan itu justru perlu dimulai sejak dini dengan bahasa yang mengikuti perkembangan usianya.

g. Persiapkan anak masuk era digital

Mengajarkan anak bahwa penggunaan gadget ada waktunya dan memiliki batasannya. Akses internet pun perlu dibatasi untuk mencegah anak untuk dapat melihat situs yang tidak diinginkan. Maka orang tua harus mengedepankan komunikasi dengan anak sebagai pengganti gadget.

 

Keluarga merupakan lokussentral dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di segala bidang kehidupan, baik kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa dan negara. Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia. Kualitas sumber daya manusia sebagai generasi penerus bangsa sangat berperan dalam menentukan kualitas bangsa Indonesia mendatang. Keluarga, terutama orang tua adalah lingkungan yang paling berpengaruh dalam perkembangan anak, karena keluarga adalah tempat dicontohkannya hubungan Isnanita Noviya Andriyani, Pendidikan Anak dalam Keluarga di Era Digital 800 kemanusiaan, tempat dibentuknya kepribadian, tujuan dan pandangan hidup. Kondisi lingkungan yang berubah secara cepat dan dinamis membutuhkan pemikiran baru dalam pendidikan dalam keluarga, terutama di era digital saat ini.