Ki Hajar Dewantara, atau yang dikenal dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah pendidikan Indonesia. Beliau dikenal sebagai pelopor pendidikan nasional yang berjuang untuk memberikan akses pendidikan yang merata bagi rakyat Indonesia, terutama bagi anak-anak pribumi di era penjajahan. Artikel ini akan mengulas perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara, kontribusinya dalam dunia pendidikan, dan warisannya yang hingga kini masih terasa di dunia pendidikan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara: Pahlawan Pendidikan Indonesia

Baca Juga: Mengenal 15 Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia


1. Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889, dalam keluarga bangsawan. Beliau berasal dari keraton Yogyakarta, dan ayahnya adalah seorang pejabat kerajaan. Nama lahirnya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, namun ia lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara setelah menjadi tokoh pendidikan dan perjuangan bangsa. Sejak kecil, beliau sudah menunjukkan ketertarikan terhadap dunia pendidikan dan kebudayaan.

Pada masa mudanya, Ki Hajar Dewantara menempuh pendidikan di beberapa sekolah, antara lain di Standaard School (Sekolah Dasar), lalu melanjutkan ke School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Sekolah untuk Pendidikan Dokter Pribumi) di Batavia (sekarang Jakarta). Meski demikian, ia tidak lulus dari sekolah tersebut karena lebih tertarik pada bidang sosial dan kebudayaan.


2. Awal Perjuangan dalam Dunia Pendidikan

Sebagai seorang bangsawan, Ki Hajar Dewantara merasakan betul adanya ketidakadilan dalam sistem pendidikan pada masa penjajahan Belanda. Pendidikan pada masa itu hanya tersedia untuk kalangan tertentu, terutama bagi kalangan Eropa dan Tionghoa, sementara anak-anak pribumi tidak mendapatkan kesempatan yang sama.

Pada tahun 1922, Beliau mendirikan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang memiliki visi untuk memberikan pendidikan yang merdeka dan setara bagi semua anak Indonesia tanpa memandang status sosial. Taman Siswa menjadi cikal bakal sistem pendidikan nasional yang mendorong adanya pendidikan yang bebas dari campur tangan penjajah. Sekolah ini juga bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan dan memupuk rasa cinta tanah air di kalangan anak-anak Indonesia.


3. Prinsip Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Beberapa prinsip utama yang ia ajarkan antara lain:

A. Pendidikan untuk Semua

Pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan, baik itu anak-anak bangsawan maupun rakyat biasa. Dalam prinsipnya, pendidikan adalah hak setiap orang, bukan hak golongan tertentu.

B. Pendidikan yang Berkarakter

Menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya fokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter yang baik. Beliau menginginkan agar generasi muda tidak hanya pandai dalam hal akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan bertanggung jawab.

C. Pendidikan yang Berdasarkan Budaya Lokal

Mendorong pengajaran nilai-nilai budaya lokal dalam pendidikan. Ia percaya bahwa karakter bangsa Indonesia harus dibangun melalui pendidikan yang menghargai dan melestarikan budaya lokal.

D. Pendidikan sebagai Proses yang Berkelanjutan

Pendidikan tidak mengenal batas usia dan terus berlangsung sepanjang hayat.


4. Ki Hajar Dewantara dan Politik

Pernah bergabung dengan organisasi Budi Utomo yang memiliki tujuan memperjuangkan hak-hak orang pribumi. Pada masa penjajahan Belanda, beliau berjuang keras untuk mengubah sistem pendidikan yang diskriminatif terhadap rakyat Indonesia.

Pada tahun 1930, beliau diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai Menteri Pendidikan di pemerintahan yang baru. Namun, meskipun bekerja dalam pemerintahan, beliau tetap berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dan memanfaatkan posisinya untuk memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi rakyat Indonesia.


5. Warisan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara tidak hanya dikenal sebagai pendidik, tetapi juga sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Semangat dan prinsip yang ia ajarkan tentang pendidikan merdeka dan adil masih menjadi dasar dalam sistem pendidikan Indonesia hingga saat ini. Beberapa warisan penting  yang masih dirasakan hingga sekarang antara lain:

A. Taman Siswa

Taman Siswa yang didirikannya menjadi simbol perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial dan menjadi lembaga pendidikan yang memperjuangkan pendidikan yang adil bagi semua kalangan. Sampai sekarang, Taman Siswa terus berkembang dan memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia.

B. Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)

Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, yang bertepatan dengan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara. Peringatan ini merupakan penghargaan terhadap jasa-jasa beliau dalam dunia pendidikan.

C. Filosofi Pendidikan: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani

filosofi pendidikan yang terkenal yang beliau ciptakan: “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”, yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.” Filosofi ini menjadi pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan Indonesia. Melalui Taman Siswa dan prinsip-prinsip pendidikan yang ia ajarkan, beliau mengubah cara pandang masyarakat Indonesia terhadap pendidikan. Sebagai Bapak Pendidikan Nasional, warisan yang ditinggalkan oleh beliau tetap relevan hingga saat ini dan menjadi dasar pengembangan pendidikan di Indonesia.