
Siapa sih yang tidak ingin bisa membaca Al Qur’an dengan lancar? Semua umat muslim tentunya ingin bisa mengaji Al Qur’an dengan lancar dan tepat hingga khatam. Tidak hanya khatam bacaannya tapi juga bisa memahami segala isi dan kandungan maknanya. Agar bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar, ada beberapa metode belajar mengaji Al Qur’an yang telah dirumuskan oleh beberapa ulama’ Indonesia. Dengan metode tersebut, umat islam di Indonesia bisa membaca Al Qur’an dengan tepat dan cepat sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Artikel berikut ini akan membahas beberapa metode tersebut untuk kamu.
5 Metode Belajar Mengaji Al Qur’an
Di Indonesia ada beragam metode belajar mengaji Al Qur’an yang telah dikenal masyarakat di berbagai daerah. Metode mengaji Al Qur’an antara satu tempat dengan tempat lain bisa berbeda-beda. Hal tersebut bisa dipengaruhi keberadaan ulama’ dan ustadz yang berada di wilayah tempat belajar mengaji Al Qur’an. Namun, saat ini metode belajar mengaji Al Qur’an tersebut bisa dipelajari di berbagai tempat bahkan hingga di Dunia. Tujuan dari adanya berbagai metode belajar mengaji Al Qur’an ini tidak lain diciptakan untuk memudahkan semua umat islam membaca dan memahami isi Al Qur’an dengan baik dan benar. Kamu bisa bebas memilih metode belajar sesuai dengan karakteristik dan gaya kamu . Berikut ini beberapa macam metode belajar mengaji Al Qur’an yang perlu kamu ketahui dan bisa menjadi pilihan;
1. Metode Qiroati
Metode mengaji Al Qur’an yang pertama kali dikenal di Indonesia adalah metode Qiroati. Perumusan metode Qiroati dibuat oleh seorang ulama’ berpengaruh di Kota Semarang pada tahun 1963. Beliau adalah K.H. Dachlan Salim Zarkasyi (1928-2000). Dasar berpikir lahirnya metode ini tidak lain untuk menyelesaikan adanya persoalan atas fenomena pengajaran Al Qur’an yang tidak sesuai dengan kaidah tajwid Al Qur’an. Selain itu, ditemukan juga guru mengaji yang mengajarkan terlihat asal-asalan. Untuk itu, K.H. Dachlan Salim pun berinisiatif untuk menyusun metode Qiroati dan diajarkan pada anak didik beliau.
Pada perkembangannya, metode belajar mengaji Qiroati justru dianggap berhasil sehingga diadopsi oleh ulama lainnya yakni H. Ja’far dan telah diteliti serta dikoreksi oleh K.H. Arwani (Kiai Arwani). Sejak saat itu, metode Qiroati pun mulai diperkenalkan ke masyarakat Semarang dan sekitarnya. Saat ini, metode belajar mengaji Qiroati terdiri dari enam jilid buku panduan serta ditambah buku panduan tajwid dan gharib. Dengan menyelesaikan semua jilid tersebut, santri sudah bisa membaca Al Qur’an dengan lancar dan secara tartil. Sejak Tahun 2000, metode ini telah menyebar ke berbagai negara seperti Australia, Malaysia, Brunei Darusalam, dan Singapura.
2. Metode Iqra’
Kamu tentu tidak asing dengan metode Iqra’. Metode Iqra’ merupakan metode belajar mengaji Al Qur’an yang paling banyak digunakan dan telah tersebar luas di masyarakat Indonesia. Metode Iqra’ ini disusun oleh salah satu ulama’ Yogyakarta yakni K.H. As’ad Humam (1933-1996). Awal mula metode ini disusun setelah beliau bertemu dengan K.H. Dachlan Salim Zarkasyi yang merupakan ulama’ pencetus metode Qiroati.
Metode Iqra’ ini mulai dikenal sejak tahun 1988 dan merupakan pengembangan dari metode Qiroati. Bersama dengan sahabat-sahabatnya di tim Tadarrus Angkatan Mudah Masjid dan Mushalla (AMM), K.H. As’ad mengembangkan metode Iqra ini dan menyebarkannya ke masyarakat luas. Saat ini, buku panduan Iqra’ telah digunakan masyarakat luas dan digunakan di berbagai lembaga bimbingan belajar Al Qur’an atau Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) dari berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya itu, semua orang pun bisa mendapatkan buku panduan Iqra’ tersebut karena dijual secara bebas di berbagai toko buku bahkan pasar tradisional.
3. Metode An-Nahdliyah
Metode belajar mengaji Al Qur’an ini dikenal berasal dari Tulungagung. Awal mula metode ini disusun berawal dari salah satu inisiatif ulama’ K.H. Munawir Kholid bersama sahabat-sahabatnya yang ingin menyusun metode cepat belajar membaca Al Qur’an. Dengan tujuan tersebut, K.H. Munawir membuat tim penyusun metode tersebut yang terdiri dari Kiai Munawir Kholid, Kiai Manaf, Kiai Mu’in Arif, Kiai Hamim, Kiai Masruhan, dan Kiai Syamsu Dluha.
Awal kali disusun, nama metode yang disusun yakni Metode Cepat Baca Al Qur’an Ma’arif kemudian berubah menjadi Metode Cepat Baca Al Qur’an Ma’arif Qiroati, dan terakhir dirubah lagi menjadi Metode Cepat Baca Al Qur’an Ma’arif An-Nahdliyah. Dalam metode ini terdapat 6 jilid yang harus yang dipelajari dan diselesaikan oleh santri. Ada yang khas dalam penggunaan metode ini yakni penggunaan tongkat dalam proses membacanya, hal tersebut bertujuan untuk menjaga irama bacaan agar sesuai dengan panjang dan pendeknya bacaan.
4. Metode Yanbu’a
Metode ini dikenal berasal dari Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an di daerah Kudus. Penyusun metode Yanbu’a ini adalah putra dari K.H. Arwani Amin Al-Kudsy yakni; K.H. Agus M. Ulin Nuha Arwani, K.H. Ulil Albab Arwani dan K.H. M. Manshur Maskan. Dalam penyusunan metode ini juga melibatkan para alumni Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an yang tergabung dalam majelis “Nuzulis Sakinah”.
Metode belajar mengaji Al Qur’an ini mulai diterbitkan pada awal tahun 2004 dan terdiri dari 6 jilid materi utama. Selain terdiri dari materi utama juga disertkan buku pegangan pengajar dan buku materi hafalan. Yang khas dalam metode ini adalah penggunaan Mushaf Rasm Usmani ala Timur Tengah dimana banyak digunakan oleh negara-negara Islam lainnya.
5. Metode Tartili
Metode Tartili sudah dikenal dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia sejak tahun 2000. Perumusan metode tersebut merupakan hasil inisiatif dari Ustaz Syamsul Arifin Al-hafidz selaku pengasuh Pondok Pesantren Darul Hidayah, Jember, Jawa Timur. Dasar berpikir munculnya metode Tartili ini tidak lain dari adanya fenomena sulitnya mendapatkan buku pedoman Qiroati yang harus beli ke Semarang. Selain itu, beliau juga memiliki pandangan bahwa metode Qiroati membutuhkan waktu yang cukup lama agar seseorang bisa membaca Al Qur’an dengan cepat. Dengan latar belakang tersebut, akhirnya beliau berinisitif membuat metode cepat membaca Al Qur’an yang dinamai metode Tartili dan hanya terdiri dari 4 jilid panduan saja. Metode Tartili telah mendapatkan pengakuan dari pihak LP Ma’arif NU di Wilayah Jawa Timur dan digunakan diberbagai tempat di Indonesia.
Itulah beberapa metode belajar mengaji Al Qur’an yang biasanya digunakan oleh umat muslim di Indonesia. Buat kamu yang ingin belajar mengaji Al Qur’an dengan baik dan benar, kamu bisa memilih salah satu metode panduan membaca diatas.
Selain 5 metode diatas, sebenarnya juga ada metode membaca Al Qur’an lainnya yang berkembang hingga saat ini seperti metode Al Barqy, metode Tilawati, dan selainnya. Kamu bisa mencari informasi dan melakukan perbandingan metode yang dirasa memudahkan kamu untuk belajar Al Qur’an.
Jika kamu kesulitan belajar mengaji Al Qur’an, kamu juga bisa mengikuti les mengaji Al Qur’an atau privat mengaji Al Qur’an di lembaga bimbingan belajar terpercaya. Kamu bisa memilih materi mengaji serta tingkatan mengaji sesuai kondisi kamu. Coba daftar les mengaji Al Qur’an secara online di LBB Cendikia.
LBB Cendikia
LBB Cendikia melayani les privat untuk SD, SMP, dan Umum. Melayani les privat di Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Solo.

Lembaga Bimbingan Belajar Cendikia telah berpengalaman dan siap melayani les privat untuk semua mata pelajaran atau pelajaran-pelajara tertentu sesuai kebutuhan seperti, Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, Bahasa Arab, dan les privat mengaji. Guru privat berpengalaman dan ahli di bidangnya telah siap melayani les privat baik secara online maupun offline. Hubungi admin untuk dapatkan bonus-bonus menarik.