Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Suka Marah dan Teriak

Anak suka marah dan teriak merupakan hal yang umum terjadi, biasanya disebut juga dengan istilah tantrum. Biasanya, anak melampiaskan emosinya dengan cara berteriak atau marah karena masih belum dapat mengkomunikasikan perasaannya dengan baik. 

Meskipun demikian, perlu menjadi perhatian orang tua jika kebiasaan marah dan berteriak ini berlanjut hingga usia dewasa. Sifat ini bisa menjadi salah satu tanda bahwa anak memiliki masalah dalam meregulasi emosinya. Untuk memudahkan orang tua, berikut beberapa penyebab dan cara mengatasi anak suka marah dan teriak.

Baca juga artikel kami : Cara Meningkatkan Prestasi Akademik Anak

Penyebab Anak Suka Marah dan Teriak 

Tentunya sebelum orang tua menemukan solusi dari permasalahan anak, setidaknya orang tua perlu mengetahui atau mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab dari anak yang suka marah dan teriak. Ada beberapa penyebab yang mungkin membuat anak mudah marah dan teriak, berikut di antaranya:

Baca juga artikel kami : Cara Mengatasi Anak Malas Membaca

1. Belum mengerti emosi 

Penyebab yang pertama dan sering terjadi adalah karena anak masih belum mengerti atau mengenal emosi. Biasanya hal ini umum terjadi pada anak usia 1 hingga 3 tahun saat anak banyak mencoba hal-hal baru dan mulai merasakan berbagai macam emosi. 

Umumnya, anak-anak yang belum mengerti emosi akan berteriak untuk mengkomunikasikan perasaan sedih, kecewa, kesal, bahkan saat anak bahagia sekalipun. Anak juga akan cenderung meluapkan emosinya dengan marah atau tangisan yang menggebu-gebu karena belum mengenal dan tidak bisa mengkomunikasikan emosi tersebut. 

Baca juga artikel kami lainnya : 4 Pos dana anak (bukan hanya dana tabungan pendidikan) – Lengkap

2. Mencari perhatian

Saat anak marah maupun berteriak, coba lah untuk memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Apakah anak ini sedang diperhatikan atau tidak. Anak biasanya berteriak karena ingin diperhatikan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. 

3. Salah satu cara anak berkomunikasi 

Perasaan marah di dalam diri anak, umumnya memicu perilaku anak untuk berteriak. Namun, sebenarnya ini adalah salah satu bentuk komunikasi anak pada orang-orang yang berada di sekitarnya. 

Balita memiliki kemampuan komunikasi dan bahasa yang masih minim sekali, sehingga balita seringkali kesulitan untuk menyampaikan apa yang sedang dirasakannya. Dengan begitu, wajar sekali jika anak akan menggunakan cara-cara yang mudah seperti berteriak. 

Baca juga artikel terkait : Media Pembelajaran Yang Cocok Untuk Anak

4. Kelelahan

Sama seperti orang dewasa, anak yang sedang kelelahan pasti merasa kesal. Namun, yang membedakan adalah bagaimana anak meluapkan rasa lelah. 

Orang dewasa cenderung berdiam diri dan sudah mampu mengistirahatkan diri saat merasa lelah. Sedangkan anak-anak yang masih baru mengenal emosi masih belum tahu bagaimana mengekspresikan perasaan lelah. Tak heran jika anak sering marah, berteriak, atau bahkan hingga menangis. 

5. Merasa tertekan

Anak juga dapat merasa tertekan, sama halnya dengan orang dewasa. Hal ini biasanya terjadi saat adanya interaksi sosial dengan orang lain di sekitar anak. Misalnya saat sedang berebut mainan. 

Saat perasaan tertekan ini muncul, anak yang masih belum tahu cara mengkomunikasikan perasaan dan keinginannya ini tentu saja akan berteriak atau marah. Berteriak menjadi slah satu cara untuk meluapkan emosi di dalam diri anak-anak. 

Baca juga : 8 Cara Membantu Anak Sukses di Sekolah Dasar

Cara Mengatasi Anak Suka Marah dan Teriak 

Setelah membaca penjelasan mengenai penyebab anak suka marah dan teriak di atas, mungkin Anda sudah mendapatkan sedikit gambaran mengenai alasan anak melakukan hal tersebut. Sekarang saatnya Anda mencari tahu cara mengatasi hal-hal tersebut agar tidak terjadi berulang-ulang sampai anak dewasa. 

1. Kenalkan anak dengan beragam jenis emosi 

Salah satu penyebab anak yang suka marah dan teriak adalah karena belum mengenal jenis-jenis emosi yang dirasakannya. Oleh karena itu, orang tua dapat mengenalkan anak pada beragam emosi sejak dini. 

Caranya bisa dengan membacakan buku yang menjelaskan tentang berbagai emosi yang wajar untuk dirasakan setiap anak, seperti perasaan sedih, malu, bahagia, dan lain-lain. Orang tua juga bisa mengenalkan anak dengan berbagai emosi dengan memvalidasi perasaannya. Misalnya saat anak sedang kesal karena mainannya direbut oleh teman, orang tua bisa mengatakan “Adik kesal ya mainannya diambil dia”.

Dengan begitu, anak dapat mengenal dan mengetahui secara bertahap emosi apa yang sedang ia rasakan. 

Baca juga : Cara Mengatasi Kebiasaan Anak Suka Bohong

2. Pelankan suara

Anak yang bingung dengan emosinya sendiri akan semakin bingung dan tertekan jika orang tua menggunakan suara yang keras untuk menenangkan anak. Tentunya ini kana membuat situasi menjadi lebih parah. 

Oleh karena itu, saat anak berteriak atau marah, orang tua perlu mengambil jeda sejenak dan berusaha untuk berbicara dengan suara yang pelan. Ajak anak untuk berbicara sambil menatap matanya agar anak benar-benar merasa aman, nyaman, dan sedang didengarkan. 

3. Jauhkan benda-benda yang berbahaya 

Anak umumnya akan melempar benda yang berada di dekatnya saat sedang meluapkan kemarahannya. Orang tua perlu memastikan anak berada di tempat yang aman dan jauh dari benda-benda berbahaya. 

Orang tua juga dapat memberikan afirmasi kepada anak bagaimana cara meluapkan emosinya dengan baik. Bisa dengan memukul bantal, menangis dipelukan ibu, atau menarik napas untuk menenangkan diri. 

Baca juga : 5 Cara Menghadapi Siswa yang Susah Diatur 

4. Membangun komunikasi yang baik 

Memiliki komunikasi yang baik dengan anak tentunya dapat memudahkan anak dalam mengkomunikasikan perasaannya. Saat anak sedang kesal dan berteriak, tanyakan dengan lembut mengapa dia berteriak dan berusaha untuk memahami penyebab anak menjadi kesal. 

Misalnya saat sedang bermain sendiri, anak kesal karena tidak dapat menyusun balok dengan benar. Orang tua dapat hadir membersamai anak saat main dan bertanya apakah dia membutuhkan bantuan. Dengan begitu, anak dapat memahami bahwa orang tua hadir untuk menemani dan membantu anak dalam mencari solusi. 

5. Beri contoh meregulasi emosi 

Anak tumbuh dengan mencontoh perilaku orang tuanya. Agar anak tidak tumbuh sebagai orang yang tidak dapat meregulasi emosi, orang tua perlu memberikan contoh kepada anak bagaimana cara meregulasi emosi dengan baik. Usaha ini tentu saja tidak bisa dilakukan secara instan, namun dapat dilakukan secara bertahap dan konsisten. 

Tentunya masih ada beberapa penyebab dan cara yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi anak suka marah dan teriak. Orang tua bisa mengatasinya juga dengan mengenal anak dengan lebih baik lagi. Usaha ini tentunya tidak bisa mendapatkan hasil instan, namun perlu diusahakan secara konsisten. 

Baca juga : 8 Cara Membantu Anak Sukses di Sekolah Dasar

Untuk mendapatkan tips parenting lainnya, Anda juga bisa membaca artikel-artikel seputar parenting melalui LBB Cendikia. Lembaga pembelajaran ini juga menyediakan pelayanan dalam membantu proses pembelajaran anak di bangku sekolah. Informasi lebih lengkapnya bisa Anda dapatkan dengan chat WhatsApp LBB Cendikia. 

Baca juga : Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Suka Marah dan Teriak

Sekilas Profile LBB Cendikia

Pelajari kami : LBB Cendikia

Instagram LBB Cendikia : Cendikia education

Whatsapp lbb cendikia :